Minggu, 26 Juli 2020

MATERI PEMBUKTIAN DENGAN METODE : LANGSUNG, TIDAK LANGSUNG, KONTRADIKSI, DAN INDUKSI MATEMATIKA

JULY 27 , 2020 

MATERI PEMBUKTIAN DENGAN METODE : LANGSUNG, TIDAK LANGSUNG, KONTRADIKSI, DAN INDUKSI MATEMATIKA 

Thrilia Rachianingrum 
XI IPS 2


Di dalam LOGIKA MATEMATIKA terdapat metode pembuktian yaitu :
-    Pembuktian Langsung 
-    Pembuktian Tidak Langsung
-    Kontradiksi 
-    Induksi matematika 



 PEMBUKTIAN LANGSUNG  

   -  Definisi Suatu bilangan bulat n disebut bilangan GENAP jika terdapat suatu bilangan bulat k, sehingga 

n = 2k.

     Contoh :
     6 adalah genap, sebab terdapat 3 sehingga 
     6 = 2(3)
    -4 adalah genap,sebab terdapat (-2) sehingga
    -4 = 2(3) 

  -  Definisi Suatu bilangan bulat n disebut bilangan GANJIL jika terdapat suatu bilangan bulat k, sehingga 

n = 2k + 1. 

Contoh :
3 adalah ganjil, sebab terdapat 1 sehingga 
3 = 2(1) + 1 -3 adalah ganjil, sebab terdapat (-2) sehingga
-3 = 2(-2) + 1

CONTOH SOAL 

1. Jika diketahui n adalah ganjil, maka buktikan bahwa n 2 adalah ganjil.
Jawab : Diketahui n adalah ganjil, artinya terdapat suatu bilangan bulat k sehingga n = 2k + 1. 
Akan ditunjukkan bahwa n 2 ganjil.

 n 2 = (2k + 1)2
       = 4k 2 + 4k + 1 
       = 2(2k 2 + 2k) +1.
Perhatikan bahwa n 2 = 2(2k 2 + 2k) +1. 
Karena k adalah bilangan bulat, maka (2k 2 + 2k) juga pasti bilangan bulat, sehingga n 2 adalah ganjil.

2.  Jika diketahui m, n adalah kuadrat sempurna, maka buktikan bahwa mn adalah juga kuadrat sempurna. 
 Jawab :  Misalkan m, n adalah kuadrat sempurna, artinya 
m = k 2 , n = p 2 , untuk suatu k, p suatu bilangan bulat.
mn = (k2 )(p2 ) = (kp)2
Karena k, p 



PEMBUKTIAN TIDAK LANGSUNG 


    Pembuktian dengan Kontraposisi Ingat bahwa

    Kontraposisi adalah salah satu metode pembuktian tidak langsung. Kontraposisi memanfaatkan salah satu prinsip dalam logika matematika yaitu

kontraposisi matematika

    Artinya, kalau mau membuktikan pernyataan p akan menghasilkan pernyataan q itu benar, maka buktikan saja bila bukan q maka akan menghasilkan bukan p. Untuk memahami lebih lanjut coba deh buktikan

“Bila n bilangan bulat dan 7n + 9 bilangan genap, maka n bilangan ganjil”

Gimana nih membuktikannya pakai kontraposisi? Misalnya pernyataan p adalah 7n + 9 bilangan genap dan pernyataan q adalah n bilangan ganjil. Maka yang kita buktikan adalah bila n bukan bilangan ganjil (bilangan genap), maka 7n + 9 bukan bilangan genap (bilangan ganjil). Coba deh lihat gambar di bawah.

Pembuktian Kontraposisi Matematika

    Terbukti kan bila n bukan bilangan ganjil maka 7n + 9 juga bukan bilangan genap? Secara nggak langsung dapat disimpulkan deh bila n bilangan bulat dan 7n + 9 bilangan genap maka n bilangan ganjil hehe.



KONTRADIKSI 

    Kontradiksi ini juga termasuk pembuktian tidak langsung, Squad. Kita memanfaatkan logika matematika

Jika p → q bernilai benar padahal q salah, maka p salah

Hmm gimana tuh maksudnya? Coba deh kita buktikan pernyataan ini dengan kontradiksi.

“Bila n bilangan bulat dan n bilangan genap maka 7n + 9 bilangan ganjil”

Nah kita misalkan dulu pernyataan p adalah n bilangan genap dan pernyataan q adalah 7n + 9 adalah bilangan ganjil. Maka dengan kontradiksi, kita buktikan nih misalnya pernyataan n bukan bilangan genap (bilangan ganjil) maka 7n + 9 adalah bilangan ganjil benar, akan muncul suatu kontradiksi. Coba deh perhatikan gambar di bawah.

Pembuktian Kontradiksi Matematika

    Lihat kan ternyata ada kontradiksi bila n adalah bilangan ganjil? Maka secara tidak langsung, pernyataan bila n bilangan genap maka 7n + 9 bilangan ganjil benar.



INDUKSI MATEMATIKA 


    Induksi matematika menjadi sebuah metode pembuktian secara deduktif yang digunakan untuk membuktikan suatu pernyataan benar atau salah. Dimana merupakan suatu proses atau aktivitas berpikir untuk menarik kesimpulan berdasarkan pada kebenaran pernyataan yang berlaku secara umum sehingga pada pernyataan khusus atau tertentu juga bisa berlaku benar. Dalam induksi matematika ini, variabel dari suatu perumusan dibuktikan sebagai anggota dari himpunan bilangan asli. Berikut ini adalah langkah-langkah untuk melakukan induksi matematika.

    Ada tiga langkah dalam induksi matematika yang diperlukan untuk membuktikan suatu rumus atau pernyataan. Langkah-langkah tersebut adalah :

  1. Membuktikan bahwa rumus atau pernyataan tersebut benar untuk n = 1.
  2. Mengasumsikan bahwa rumus atau pernyataan tersebut benar untuk n = k.
  3. Membuktikan bahwa rumus atau pernyataan tersebut benar untuk n = k + 1.

    Untuk menerapkan induksi matematika, kita harus bisa menyatakan pernyataan P (k + 1) ke dalam pernyataan P(k) yang diberikan. Untuk meyatakan persamaan P (k + 1), substitusikan kuantitas k + Jenis Induksi Matematika

  1. Deret Bilangan

Sebagai ilustrasi dibuktikan secara induksi matematika bahwa 1 + 2 + 3 + \cdots + n = \frac{1}{2}n(n + 1).

  • Langkah 1

untuk n = 1, maka :

1 = \frac{1}{2}n(n + 1)

1 = \frac{1}{2}(1)(1 + 1)

1 = 1

Bentuk untuk n = 1 rumus tersebut benar.

  • Langkah 2

Misal rumus benar untuk n = k, maka:

1 + 2 + 3 + \cdots + k = \frac{1}{2}k(k + 1)

  • Langkah 3

Akan dibuktikan bahwa rumus benar untuk n = k + 1. Sehingga:

1 + 2 + 3 + \cdots + k + (k + 1) = \frac{1}{2} (k + 1)((k + 1) + 1)

Pembuktiannya:

1 + 2 + 3 + \cdots + k + (k + 1) = \frac{1}{2} k(k + 1) + (k + 1) (dalam langkah 2, kedua ruas ditambah

 k + 1)

= \frac{1}{2}k (k + 1) +\frac{1}{2} [2(k + 1)]. (k + 1) dimodifikasi menyerupai \frac{1}{2} k (k + 1))

= \frac{1}{2}[k(k + 1) + 2(k + 1)]            (penyederhanaan)

= \frac{1}{2}(k^2 + k + 2k + 2)

= \frac{1}{2}(k^2 + 3k + 2)

1 + 2 + 3 + \cdots + k + (k + 1) = \frac{1}{2} (k + 1)(k + 2)                    (terbukti)

  1. Bilangan bulat hasil pembagian

Suatu bilangan dikatakan habis dibagi jika hasil pembagian tersebut adalah bilangan bulat. Sebagai ilustrasi, dibuktikan secara induksi matematika bahwa 5^{2n} + 3n - 1 habis dibagi 9.

  • Langkah 1

untuk n = 1, maka:5^{2n} + 3n - 1 = 5^{2(1)} + 3(1) - 1

=5^2 + 3 - 1

= 27

27 habis dibagi 9, maka n = 1 benar.

  • Langkah 2

Misal rumus benar untuk n = k, maka :

5^{2n} + 3n -1 \overset {menjadi}{\rightarrow} 5^{2k} + 3k - 1                  (habis dibagi 9)

5^{2k} + 3k - 1 =9b     (b merupakah hasil bagi 5^{2k} + 3k - 1 oleh 9)

  • Langkah 3

Akan dibuktikan bahwa rumus benar untuk n = k + 1. Pembuktian:

5^{2(k + 1)} + 3(k + 1) - 1

= 5^{2k + 2} + 3k + 3 - 1

= 5^2 (5^2k) + 3k + 3 -1

kemudian (5^{2k}) dimodifikasi dengan memasukan 5^{2k} + 3k - 1.

= 25 (5^{2k} + 3k - 1) - 75k + 25 + 3k + 3 -1

= 25(5^{2k} + 3k -1) - 72k + 27

= 25 (9b) - 72k + 27

= 9 (25b - 8k + 3) … akan habis dibagi oleh 9 (terbukti)

Contoh Soal Induksi Matematika dan Pembahasan

Contoh Soal 1

Buktikan bahwa 1^3 + 2^3 + 3^3 + \cdots + n^3 = \frac{1}{4} n^2 (n + 1)^2.

Pembahasan:

  • Langkah 1

1^3 = \frac{1}{4}(1)^2(1 + 1)^2 = \frac{2^2}{4}

1 = 1    (terbukti)

  • Langkah 2 (n = k)

1^3 + 2^3 + 3^3 + \cdots + k^3 = \frac{1}{4}k^2(k + 1)^2

  • Langkah 3 (n = k + 1)

1^3 + 2^3 + 3^3 + \cdots + k^3(k + 1)^3 = \frac{1}{4}(k + 1)^2 (k + 2)^3.

 1^3 + 2^3 + 3^3 + \cdots + k^3 + (k + 1 )^3 + (k + 1)^3 = \frac{1}{4}k^2(k + 1)^2 + (k + 1)^3   (kedua ruas ditambah (k + 1)^3.

 1^3 + 2^3 + 3^3 + \cdots + (k + 1)^3= (k + 1)^2 (\frac{1}{4}k^2 + (k + 1))

 1^3 + 2^3 + 3^3 + \cdots + k^3 + (k +1)^3 = (k + 1)

 1^3 + 2^3 + 3^3 + \cdots + k^3 + (k + 1)^3 = \frac{1}{4}(k + 1)^2 (k^2 + 4k + 4)

 1^3 + 2^3 +3^3 + \cdots + k^3 + (k + 1)^3 = \frac{1}{4}(k + 1)^2(k + 2)(k + 2)

 1^3 + 2^3 + 3^3 + \cdots + k^3 + (k + 1)^3 = \frac{1}{4}(k + 1)^2(k + 2)^2     {terbukti).

Contoh Soal 2

Buktikan bahwa

\frac{1}{2} + \frac{2}{2^2} + \frac{3}{2^3} + \cdots + \frac{n}{2^n} = 2 - \frac{n + 2}{2^n}

Pembahasan:

  • Langkah 1

 \frac{1}{2} = 2 - \frac{(1)+2}{2^1} = 2 - \frac{3}{2}

\frac{1}{2} = \frac{1}{2}      (terbukti)

  • Langkah 2 (n = k)

\frac{1}{2} + \frac{2}{2^2} + \cdots + \frac{2}{2^k} = 2 - \frac{k + 2}{2^k}

  • Langkah 3 (n = k + 1)

\frac{1}{2} + \frac{2}{2^2} + \frac{3}{2^3} + \cdots + \frac{k}{2^k} + \frac{k + 1}{2^{k + 1}} = 2 - \frac{k + 3}{2 ^{k +1}}

Dibuktikan dengan:

 = \frac{1}{2} + \frac{2}{2^2} + \frac{3}{2^3} + \cdots + \frac{k}{2^k} + \frac{k + 1}{2^{k + 1}} = 2 - \frac{k + 2}{2^k} + \frac{k + 1}{2^{k + 1}}     (kedua ruas dikali \frac{k+1}{2^{k+1}})

 = 2 - \frac{2(k + 2)}{2^{(k + 1)}} + \frac{k + 1}{2^{k +1}}      (2k dimodifikasi menjadi 2k+1)

= 2 -\frac{2k + 4}{2^{(k + 1)}} + \frac{k + 1}{2^{k + 1}}

= 2 + \frac{k + 1 - (2k + 4))}{2^{(k + 1)}}

= 2 - \frac{k + 3}{2^{(k + 1)}}       (terbukti)

Contoh Soal 3

Buktikan bahwa 3^{2n} + 2{2n + 2} habis dibagi 5.

Pembahasan:

  • Langkah 1

3^{2(1)} + 2^{2(1)+2} = 3^2 + 2^4 = 9 + 16 = 25    habis dibagi 5 (terbukti)

  • Langkah 2 (n = k)

3^{2k} + 2^{2k+2}

  • Langkah 3 (n = k + 1)

3^{2(k+1)} + 2^{2(k+1)+2}

= 3^{2k+2} + 2^{2k+2+2}

= 3^2(3^{2k}) + 2^2(2^{2k+2})      (dalam kurung dibuat sama

dengan bentuk soal)

=10(3^{2k}) + 5(2^{2k+2}) - 3^{2k} - 2^{2k+2}       (3^2 dibuat 10 dan 2^2 dibuat 5, agar bisa dibagi 5)

= 10(3^{2k}) + 5(2^{2k+2}) - (3^{2k} + 2^{2k+2})

Didapatkan :

  • 10(3^{2k}) habis dibagi 5
  • 5(2^{2k+2})habis dibagi 5
  • -(3^{2k}) + 2^{2k+2}sama dengan langkah 2, habis dibagi 5

DAFTAR PUSTAKA 

Minggu, 19 Juli 2020

MATERI LOGIKA MATEMATIKA


JULY 20, 2020

MATERI LOGIKA MATEMATIKA 

Thrilia Rachianingrum
 XI IPS 2


 LOGIKA MATEMATIKA Dalam logika matematika, kita belajar untuk mementukan nilai dari suatu pernyataan, baik bernilai benar atau salah. Pernyataan sendiri terbagi menjadi 2 jenis, yaitu:

    1. Pernyataan tertutup (kalimat tertutup)

    Pernyataan tertutup atau kalimat tertutup adalah suatu pernyataan yang sudah memiliki nilai benar atau salah.

Contoh:

“5 adalah bilangan genap”, kalimat tersebut bernilai salah karena yang benar adalah “5 adalah bilangan ganjil”.

    2. Pernyataan terbuka (kalimat terbuka)

    Pernyataan terbuka atau kalimat terbuka adalah suatu pernyataan yang belum dapat ditentukan nilai kebenarannya karena adanya suatu perubah atau variabel.

Contoh logika matematika:


p(x): 3x+1 > 6, x \in \mathbb{R}

Saat x = 1, maka p(1): 3(1) + 1 > 6 bernilai salah
Saat x = 2, maka p(2): 3(2) + 1 > 6 bernilai benar

    3. Ingkaran/negasi/penyangkalan (~)

    Dari sebuah pernyataan, kita dapat membuat pernyataan baru berupa “ingkaran/negasi/penyangkalan” atas pernyataan tadi. Berikut adalah tabel kebenaran ingkaran:

ingkaran.png

*B = pernyataan bernilai benar

S = pernyataan bernilai salah

Artinya, jika suatu pertanyaan (p) benar, maka ingkaran (q) akan bernilai salah. Begitu pula sebaliknya. Berikut adalah contoh dalam matematika:

  • p: Besi memuai jika dipanaskan (pernyataan bernilai benar)
  • ~p: Besi tidak memuai jika dipanaskan (pernyataan bernilai salah).

Contoh lain:

  • p: Semua unggas adalah burung.
  • ~p: Ada unggas yang bukan burung. 


    4. Konjungsi (∧)

    Suatu pernyataan p dan q dapat digabungkan dengan menggunakan kata hubung ‘dan’ sehingga membentuk pernyataan majemuk ‘p dan q’ yang disebut konjungsi yang dilambangkan dengan “p∧q”. Berikut adalah tabel kebenaran konjungsi.

pqp∧q
BBB
BSS
SBS
SSS

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dalam konsep konjungsi akan bernilai benar jika dan hanya jika kedua pernyataan (p dan q) benar

Contoh:

Budi sudah makan belajar dan makan

Misalkan, untuk dapat diizinkan bermain oleh Ibu, Budi harus memenuhi kondisi di atas. Jika satu saja atau bahkan kedua pernyataan tersebut dilanggar, maka Budi tidak diizinkan untuk bermain.

    5. Disjungsi

    Suatu pernyataan p dan q dapat digabungkan dengan menggunakan kata hubung ‘atau’ sehingga membentuk pernyataan majemuk ‘p atau q’ yang disebut disjungsi yang dilambangkan dengan “p ∨ q”. Berikut adalah tabel kebenaran disjungsi.

pqp∨q
BBB
BSB
SBB
SSS

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dalam konsep disjungsi hanya akan bernilai salah jika kedua pernyataan (p dan q) salah.

Contoh:

Bandung atau Palembang adalah kota yang terletak di Pulau Jawa

Pernyataan Bandung adalah kota yang terletak di Pulau Jawa adalah benar. Pernyataan Palembang adalah kota yang terletak di Pulau Jawa adalah salah. Sehingga pernyataan Bandung atau Palembang adalah kota yang terletak di Pulau Jawa bernilai benar.

    6. Implikasi (⟹)

    Implikasi bisa dipandang sebagai hubungan antara dua pernyataan di mana pernyataan kedua merupakan konsekuensi logis dari pernyataan pertama. Implikasi ditandai dengan notasi ‘⟹’. Misalkan p, q adalah pernyataan, implikasi berikut 

⟹ q

dibaca ‘jika p maka q. Berikut adalah tabel kebenaran disjungsi.

pqp⇒q
BBB
BSS
SBB
SSB

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dalam konsep implikasi akan bernilai salah jika dan hanya jika sebab bernilai benar namun akibat bernilai salah. Selain itu implikasi bernilai benar.

Contoh:

Jika Budi sembuh maka Budi akan sekolah

Jika betul Budi sembuh lalu Budi masuk sekolah, Budi telah melakukan hal yang benar. Namun jika Budi sembuh namun dia tidak masuk sekolah, Budi telah berbuat salah karena mengingkari janjinya. Lalu, bagaimana jika Budi belum sembuh? Perhatikan bahwa Budi hanya berjanji masuk sekolah jika dia sembuh. Akibatnya jika dia masih belum sembuh, tidak masalah bagi Budi untuk masuk sekolah ataupun tidak karena dia tidak melanggar janjinya.

    7. Biimplikasi

    Suatu pernyataan p dan q dapat digabungkan dengan menggunakan kata hubung ‘jika dan hanya jika’ sehingga membentuk pernyataan majemuk ‘p jika dan hanya jika q’ yang disebut biimplikasi yang dilambangkan dengan “p ⇔ q”. Berikut adalah tabel kebenaran biimplikasi:

pqp⇔q
BBB
BSS
SBS
SSB

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dalam konsep biimplikasi akan bernilai benar jika sebab dan akibatnya (pernyataan p dan q) bernilai sama. Baik itu sama-sama benar, atau sama-sama salah.

Contoh:

Ayah mendapatkan gaji jika dan hanya jika ayah bekerja

Jika ayah mendapatkan gaji maka ayah bekerja dan jika ayah telah bekerja maka ayah akan mendapat gaji. Sebalinya, jika ayah tidak mendapatkan gaji maka ayah sedang tidak bekerja dan jika ayah tidak bekerja maka ayah tidak akan mendapat gaji. 

    8. Ekuivalensi pernyataan majemuk 

    Ekuivalensi pernyataan majemuk yaitu persesuaian yang bisa diterapkan dalam konsep-taan majemuk yang telah dijelaskan diatas, dengan metode ini kita dapat mengetahui negasi dari konjungsi, disjungsi, implikasi dan juga biimplikasi. Konsep ekuivalensi dinyatakan dalam rumus-rumus tertentu, seperti rumus berikut ini.

rumus-ekuivalen



    9. Konvers

    Konvers merupakan kebalikan dari implikasi yaitu ditandai dengan pertukaran letak. Misalkan “p => q” , maka koners nya adalah “q => p”.

    

      10. Invers

    Invers adalah lawan dari implikasi. Dalam invers, pernyataan yang terdapat pada pernyataan majemuk merupakan negasi dari pernyataan pada implikasi. Misal p => q, maka inversnya adalah ” ~p => ~q”

   

     11. Kontraposisi

    Sementara kontraposisi merupakan kebalikan daripada invers sama halnya dengan konvers, hanya pernyataan majemuknya merupakan negasi atau ingkaran. Misalkan invers “~p => ~q” . Maka kontraposisi nya adalah “~q => ~p”

  

      12. Kuantor Pernyataan

    Pernyataan kuantor yaitu bentuk pernyataan yang didalamnya terdapat konsep kuantitas. terdapat dua jenis kuantor, yaitu kuantor universal dan kuantor eksistensial.

  • Kuantor universal digunakan dalam pernyataan yang menggunakan konsep setiap atau semua

kuantor-universal

  • Kuantor eksistensial digunakan dalam pernyataan yang mengandung konsep ada, sebagian, beberapa, atau terdapat.

kuantor-eksistensial

   

     13. Ingkaran dari pernyataan berkuantor

Pernyataan berkuantor memiliki negasi atau ingkaran. Negasi dari berkuantor universal adalah kuantor eksistensial begitu juga sebaliknya. Perhatikan contoh berikut.

  • p : beberapa mahasiswa memiliki semangat belajar yang tinggi
  • ∼p : semua mahasiswa tidak memiliki semangat belajar yang tinggi

    14. Penarikan Kesimpulan

    Kesimpulan dapat dilakukan dari beberapa pernyataan yang diketahui nilai kebenarnya yang disebut premis. Kemudian dengan menggunakan prinsip-prinsip yang ada diperoleh pernyataan yang baru yang disebut kesimpulan/konklusi yang diturunkan dari premis yang ada. Penarikan kesimpulan seperti itu sering disebut dengan argumentasi. Suatu argumentasi dikatakan sah Jika premis-premisnya benar maka konklusinya juga benar. Terdapat 3 metode dalam penarikan kesimpulan, yaitu : Modus ponens, Modus Tolens, dan Silogisme.

Perhatikan Contoh Berikut.

  • Modus ponens

premis 1 : p →q
premis 2 : p ( modus ponens)
__________________
Kesimpulan: q

Arti Modus Ponens adalah “jika diketahui p → q dan p, maka bisa ditarik kesimpulan q“.

sebagai contoh :

premis 1 : Jika paman datang ke desa adik akan merasa senang
premis 2 : Paman tidak datang
__________________
Kesimpulan: Adik tidak merasa senang


  • Modus Tollens

premis 1 : p →q
premis 2 : ~q ( modus tollens)
__________________
Kesimpulan: ~p

Modus Tollens berarti “jika diketahu p → q dan ~q, maka bisa ditarik kesimpulan ~p“.

sebagai contoh :

premis 1 : Jika hari hujan, maka aku memakai payung
premis 2 : Aku memakai payung
___________________
Kesimpulan : Hari hujan


  • Silogisme

premis 1 : p→q
premis 2 : q → r ( silogisme)
_________________
Kesimpulan: p →r

Silogisme berarti “jika diketahu p → q dan q→r, maka bisa ditarik kesimpulan p→r“.

sebagai contoh :

Premis 1 : Jika harga BBM naik, maka harga bahan pokok naik.
Premis 2 : Jika harga bahan pokok naik maka semua orang tidak senang.
__________________________________________________
Kesimpulan: Jika harga BBM naik, maka semua orang tidak senang






Pendapat Siswa Terhadap Pembelajaran Daring

   Nama : Thrilia Rachianingrum Kelas : XI IPS 2 No. Absen : 35 Assalamu'alaikum Wr. Wb   Pandemi Wabah Covid 19 mengubah sistem pebelaj...